Tragedi yang Menimpa ABK Membuat Hati Miris Sedih

Tragedi yang Menimpa ABK Membuat Hati Miris Sedih

Minggu, 20 Juni 2021, 8:15:00 PM
Kondisi Alex Setelah Dirujuk ke RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 

Jakarta pospublik.co.id – Setelah kurang lebih 6 tahun masa kerja, atau sekitar 10 kali  menanda-tangani surat perjanjian kerja laut sebagai Anak Buah Kapal (ABK) milik PT. Pertamina (Persero), terakhir di MT GAMSUNORO, Alex Saragi kini harus menerima kenyataan pahit.


Diusianya yang relatif muda (30 thn), AS harus opersi clonostomy (pengalihan pembuangan veses dari samping perut) yang diduga kuat akibat keteledoran pihak PT. Pertamina tidak segera memberikan tindakan medis awal dia sakit dilaut bebas.

 

Dibenaknya terukir sebuah harapan dan cita-cita menjadi penyemangat bagi dirinya bekerja walau harus berbulan-bulan mengaruni lautan bebas. Ternyata, untung tak dapat diraih, naas tak dapat ditolak. Perpanjangan Perjanjian kerja laut (PKL) yang ditanda-tanganinya tanggal 13 Agustus 2020, yang akan berakhir 12 Maret 2021 menjadi awal mala petaka merenggut harapan dan cita-citanya. Dengan pembuangan veses dari samping, sikloginya jatuh, mentalnya turun drastis, karena dia merasa mimpinya telah buyar, dan masa depannya sudah hancur.

 

Padahal, ketika menerima surat perintah naik tanggal 10 Agustus 2020, Alex mengaku cukup antusias dengan pekerjaannya. Dia pun menjalani proses krantina di Lampung Sumatera Selatan sebelum berlayar dibulan September 2020. Segala kelengkapan dokumen berupa Medical Certificate For Service At Sea, Paspor, Buku Pelaut, serta Sertifikat Keterampilan, berikut dokumen lainnya disiapkan.

Kondisi Alex Setelah Di RS Harapan Bunda Jakarta, setiba dari Cina

September 2020 ujar Alex, dia beserta 20 orang lebih crew kapal MT GAMSUNORO itu bergerak meninggalkan wilayah pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju perairan Singapura.


Awal keberangkatan ujar Alex, situasi aman-aman saja seperti tahun-tahun sebelumnya mengarungi perairan Indonesia hingga ke lautan bebas. Setibanya di perairan Singapura, Kapal tangker yang biasa mengangkut minyak itu segera lego jangkar. Tak lama kemudian, sebuah kapal tangker datang merapat, dan memindahkan muatannya kedalam kapal MT GAMSUNORO milik PT. Pertamina (Persero) tersebut. 


Menurut Alex, dengan menggunakan beberapa unit mesin pompa selama 2 hari memindahkan minyak dari kapal tersebut ke kapal mereka. Selesai memindahkan muatan, MT GAMSUNORO yang dinahkodai Capt Dody Amrih Prayogo itu pun kembali berlayar menuju lautan Hongkong.


Diperairan Hongkong ujar Alex, selama kurang lebih 1 minggu kapal mereka berpindah-pindah tempat dengan jarak perjalanan kurang lebih 30 menit sekitar bulan Feburuari 2021.


Satu minggu diperairan Hongkong lanjut Alex, kapal kembali berlayar menuju lautan bebas di perairan Negara Cina. Seingat saya ujar Alex, dilaut bebas perairan Cina akhir bulan Februari 2020, perutnya terasa mulas disusul diare. Dengan obat seadannya tanpa resep dokter atau tenaga medis, dirinya disarankan Capten Kapal untuk makan obat diare.


Namun penyakitnya tidak kunjung sembuh, bahkan kondisinya semakin parah hingga diduga mederita disentri. Pasalnya, setiap BAB, usus terasa perih dan BAB bercampur darah.


Entah apa sebabnya, Alex tidak mau berspikulasi mengapa Kapal mereka tidak sandar dipelabuhan  hingga berbulan-bulan lego jangkar di lautan bebas perairan Cina.


Tak kuasa menahan rasa sakit yang terus menyiksa tanpa tindakan medis, Alex mengaku menghubungi keluarga di Jakarta melalui video coal. Melihat kondisi Alex di kapal lewat WA ujar orangtuanya dihubungi di Bekasi, keluarganya pun mencoba menghubungi pihak perusahaan di Jakarta. Namun tindakan medis terhadap Alex diatas kapal di perairan Cina tetap tidak ada.


Selama satu setengah (1,5) bulan kapal MT GAMSUNORO lego jangkar di lautan bebas perairan Cina tersebut ujar orangtuanya, kondisi kesehatan Alex diakui semakin memburuk tanpa pengobatan. Makan terasa mual dan pingin muntah, air minum pun terasa pahit.


Menurut Alex, dia baru diantar ke klinik di Cina tanggal 11 April 2021 setelah MT GAMSUNORO merapat di salah satu pelabuhan di Negara Cina bongkar muatan. Tanggal (11/4/2021) sekitar pukul 14. 57 waktu setempat, dimamfaatkan Alex melalui perwakilan perusahaan di Cina untuk berobat disalah satu Klinik. Selama kurang lebih 10 hari kata Alex dirinya di Klinik tersebut, namun tindakan medis tidak maksimal kecuali hanya diberi obat tanpa cek'up atau rontgen.


Penyakitnya bukan malah sembuh, tetapi justru semakin parah. Tanggal 21 April 2021, dia pun dipulangkan dari Cina menuju Indonesia tanpa pengawalan. Dengan langkah tertatih-tatih nyaris pingsan ujar Alex, dia bertahan naik pesawat dan transit di Singapura sekitar pukul 15. 25 waktu setempat. Kondisinya semakin lemas karena sejak pagi tak sebutir nasi setetes air pun yang dia makan dan minum.

 

Pukul 17. 20 waktu Singapura, dia kembali merintih kesakitan berjalan menuju pesawat. Sambil berjalan, dibenaknya tak luput dari bayang-bayang kesakitan seperti penerbangan dari Cina menuju Singapur jika harus duduk di kursi pesawat karena penyakitnya sudah semakin parah hingga menjadi ambeien.


Berkat pertolongan Tuhan ujar Alex mengenang kisah pilu yang dialaminya, dia pun tiba di Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 18. 05 Wib. Namun pihak PT. Pertamina (Persero) sama sekali tidak memperdulikannya hingga dirinya sempat dibawa ke RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran untuk dikarantina.


Berkat kecekatan keluarga negosiasi dengan pihak RS Karantina ujar Alex, akhirnya pihak RS karantina covid-19 memperbolehkan dirinya dibawa keluarga untuk berobat diluar.


Sambil menangis, orangtua Alex menceritakan kondisi putranya sudah sekarat tiba di Indonesia. Alex pun dilarikan ke RS Harapan Bunda Jakarta. Pihak RS Harapan Bunda katanya mengatakan harus segera dilakukan tindakan operasi ambeien.

Alex menjalani Operasi di RS Harapan Bunda


Mungkin karena terlalu lama tidak ada tindakan medis ujar orangtua Alex, sehingga penyakitnya menyebar kemana-mana. Tidak berselang lama setelah diperbolehkan pulang dari RS Harapan Bunda, Alex kembali harus dilarikan ke RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, karena BAB belum juga lancar. Pihak RS Mitra Keluarga menyebu harus segera dilakukan operasi clonostomy dengan biaya Rp. 150 juta. 


Ketika kondisinya semakin kritis, dan pertimbangan biaya papar ibunya, keluarga pun meminta RS Mitra Keluarga Bekasi Barat merujuk ke RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Oleh tim medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo akhirnya mengambil tindakan operasi clonostomy. Dengan mengalihkan pembuangan veses, kondisi Alex dapat terselamatkan.

Setelah Operasi Clonostomy di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Menurut Alex, sejak 1, 5 bulan tersiksa didalam kapal di laut bebas, berobat di klinik di Cina, pulang ke Indonesia, dan selama berobat di Indonesia, pihak PT. Pertamina (Persero) seolah tidak mau tau kondisi kesehatannya sebagai Pekerja Waktu Tidak Tertentu.

 

Pemenuhan haknya pun kata Alex sebagai pekerja laut, hingga saat dikonfirmasi pospublik.co.id, belum jelas sperti apa sejak dirinya sakit Februari 2020.               

 

Kini Alex cacat seumur hidup, mengubur sejuta cita dan harapan. Dia butuh motivasi, dan dukungan moril, serta spirit. Dia seolah tak percaya apa yang terjadi, karena sebelum keberangkatannya berlayar, dirinya terlebih dahulu cekup di RSPJ. Hasil cekup, dirinya dinyatakan fit (Sehat) sebagaimana isi sertifikat kesehatan yang dikeluarkan pihak RSPJ.

 

“Kami keluarga besar pospublik.co.id turut prihatin. Semoga Mujizad Tuhan bekerja untuk pemulihan kondisi tubuh yang sedang dialami saudara Alex. Tak ada yang mustahil bagi Tuhan, dan semoga dibukakan mata hati mereka yang seharusnya memiliki tanggung-jawab atas peristiwa ini,” pesan moral dari pospublik.co.id. (MA)


TerPopuler