Hari Gini Masih Ada SMA Negeri Tanpa Gedung

Hari Gini Masih Ada SMA Negeri Tanpa Gedung

Rabu, 17 Februari 2021, 3:22:00 AM

Ket Foto: Sebelah Kiri, Kepala SMAN, Usman, SPd, dan Selah Kanan, Ketua Investigasi LSM NCW

Bekasi, pospublik.co.id - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Prov. Jawa Barat  hingga kini belum memiliki gedung. Padahal salah satu  syarat untuk mendapat Daftar Pokok Pendidikan (Dapodik), Sekolah harus sudah memiliki gedung. Saat ini, SMA Negeri 8 hidup berpindah-pindah dari gedung lama kegedung baru dengan status mengontrak.


Sulit dibayangkan bagaimana caranya sekolah ini memiki Dapodik, dan nomenklatur/kop surat mereka pun pasti gonta ganti karena harus ganti alamat sekolah. 4 tahun sudah sekolah ini beroperasi/menerima siswa baru, selama itu pula menerima dana BOS.


Kini Sekolah yang dipimpin Kepala Sekolah, Usman ini ngontrak di gedung milik swasta yang sewaktu-waktu kontraknya bisa diputus manakala pengontrak tidak tunduk pada perjanjian kontrak. Jika ini yang terjadi, tentu yang jadi korban adalah siswa/i SMA Negeri 8 tersebut.


Patut diduga, Siswa/i di SMA Negeri 8 ini belum memiliki dapodik. Tetapi menjadi pertanyaan yang tidak ada habisnya, jika tidak memiliki Dapodik, mana mungkin terdaftar penerima dana BOS. Anehnya, jika sekolah ini berpindah-pindah, bukan kah dapat menimbulkan polemik terhadap ijazah Siswa/i kelak dikemudian hari karena alamat sekolahnya tidak sesuai dengan ijazah.


Sekarang ini misalnya, SMA Negeri 8 seharusnya berada di Tambun Selatan, tetapi faktanya berada di wilayah hukum Kec. Cibitung. Pengakuan Kepala Sekolah, Usman SPd. MSi, awal dia pindah ke gedung ini, baru terisi 7 lokal mebulair bawaan pindah dari tempat semula. Sisanya 8 Lokal terpaksa ngutang ke pengusaha purniture. Artinya, dengan jumlah Rombongan belajar 30 orang per rombel/kelas dikali 8 lokal = minimal 240 mebulair harus tersedia.


Kalau 240 unit mebulair dikali kisaran Rp.1,5 juta/unit, maka diperkirakan butuh anggaran Rp.360 juta hanya untuk pengadaan mebulair.


Anggaran sebesar ini untuk dunia pendidikan sebenarnya relatif kecil. Namun jika dibebankan kepada orangtua Siswa/i tentu sangat memberatkan apalagi pada situasi pandemi covid-19 saat sekarang ini.


Menurut Usman selaku Kepala SMA Negeri 8 Tambun Selatan, untuk pengadaan mebulair tersebut terpaksa ngutang disalah satu pengusaha Mebel yang diperkenalkan temannya di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Wilayah Bekasi.


Namun ketika ditanya berapa, apa nama perusahaan mebel tersebut, dan kapan jatuh tempo pembayaran mebulair itu, Usman mengaku lupa, dan pembayaran akan diupayakan bagaimanapun caranya bekerja sama dengan Komite Sekolah.


Menurut Usman, hal ini sudah pernah dirapatkan Komite dengan orangtua Siswa/i sekitar bulan September 2020, tetapi masing masing orangtua mengaku kesulitan akibat pandemi covid-19.


"Sama sekali tidak ada dari orangtua siswa. Dan kami tidak berani memaksa orangtua/Wali Siswa/i karena itu dilarang, terkecuali suka rela," ujar Usman.  (MA)

TerPopuler