"Selain merusak estetika, dalam aspek lalu lintas juga sangat menggangu pengguna jalan. Alasannya, posisi empat tiang tersebut menjorok ke badan jalan," demikian disampaikan Teguh sebagaimana dikutip dari bekasitimes.id  edisi Rabu (25/11).

Menurut Teguh, dapat pastikan keberadaan empat tiang tersebut berdampak terhadap  trotoar,  sehingga merampas hak pejalan kaki.

Teguh berharap, ke empat tiang tersebut dibongkar. “Kami dan DBMSDA Kota Bekasi telah membuat surat kepada KKDM dan pelaksana proyek becakayu agar mengevaluasi kembali DED proyek tersebut," ujarnya.

Untuk membangun satu tiang lanjut Teguh, pasti menelan biaya miliaran, tetapi hak pejalan kaki dan estetika kota juga lebih mahal. Mengenai pembongkaran, pasti KKDM punya cara, biayanya mungkin dapat dibebankan ke anggaran tertentu. “Saya jujur kurang paham mengenai anggaran untuk itu,” tandasnya.

Teguh berharap agar ke empat tiang itu segera dibongkar. Karena, lanjut dia, sangat membahayakan untuk pejalan kaki, dan sangat berdampak nantinya ketika dilakukan pengembangan jalan jalan Arteri Kalimalang.

“Harapan kami segera dibongkar, agar nantinya tidak mengganggu terhadap pengembangan jalan, dan terhadap pejalan kaki," ujar Teguh.

Pendapat serupa juga disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Choiruman J Putro. Menurut Choiruman, kajian yang disampaikan Kabid Lalin itu sangat benar. "Keempat tiang yang mangkrak itu sangat mengganggu estetika, dan pejalan kaki," ujar Choiruman J. Putro.

Ia berharap pihak kontraktor maupun Kementerian PU dan Tata Ruang segera memikirkan keempat tiang tersebut, baiknya dibongkar. (MA)