BBM Subsidi Menjadi Incaran Mafia Migas Untuk Industri Tertentu

BBM Subsidi Menjadi Incaran Mafia Migas Untuk Industri Tertentu

Sabtu, 02 September 2023, 8:31:00 PM

 

Truk Colt Diesel dengan Bodi Boxs yang Diduga Dimodifikasi Untuk Pengangkutan BBM Subsidi

Bekasi, pospublik.co.id - Pernyataan anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Saleh Abdurrahman yang menyebut, untuk memperketat pengawasan penyaluran BBM Subsidi, Pertamina telah membangun kerjasama dengan berbagai pihak, terutama kepada aparat penegak hukum, terkesan hanya pencitraan.

"Kami terus meningkatkan pengawasan terhadap penyaluran BBM Subsidi bersama aparat penegak hukum dan Pemda," kata Saleh dalam siaran persnya beberapa waktu silam.

Konon, disparitas (perbedaan) harga BBM jenis Solar non subsidi di dalam negeri yang sangat mencolok, yakni: non subsidi Rp.18.000 per liter, Pertamina Dex Rp.18.550 perliter. Solar subsidi sejak 3 September 2022 oleh pemerintah ditetapkan Rp.6.800 perliter. Artinya, ada perbedaan harga antara solar subsidi dengan solar non subsidi antara Rp 11.200 hingga Rp.11.750 per liter.

Disparitas atau perbedaan harga yang tinggi antara solar subsidi dengan solar non subsidi ini malah dimanfaatkan para mafia Migas untuk berburu dolar.

Praktik berburu dolar untuk meraup untung dari perbedaan harga solar subsidi pun terjadi dengan berbagai cara. Modus operandinya beragam, seperti yang ditemui Beritabatavia di SPBU 34-171xx yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Timur Kota Bekasi.

Dikutip dari beritabatavia.com, praktik ilegal yang diduga berkomplot tersebut terendus bermula ketika Beritabatavia.com memperhatikan satu unit mobil truk colt diesel mengisi bahan bakar solar di SPBU 34-171xx tersebut.

Usai melakukan pengisian, mobil truk tersebut bergerak keluar. Ditempat yang tidak terlalu jauh, sopir truk tersebut turun lalu bergegas mengganti plat nomor polisi mobil colt diesel yang dikemudikannya. Kemudian, dengan plat Polisi yang diduga palsu tersebut, si Sopir kembali mengisi bahan bakar solar di SPBU yang sama.

Aksi ganti plat NoPol itu terjadi beberapa kali sebelum akhirnya truk colt diesel yang sudah berisi hingga ribuan liter itu berangkat menuju gudang penampungan BBM solar subsidi tersebut di kawasan Cipendawa, Kel. Bojong Menteng, Kota Bekasi 

Informasi yang berhasil dihimpun wartawan, truk colt diesel yang digunakan para mafia Migas tersebut sudah terlebih dahulu dimodifikasi agar dapat memuat solar hingga ribuan liter.

Kemudian menurut informasi, BBM solar subsidi yang dibeli seharga Rp.6.800,- per liter dipidahkan ke tangki yang terpantau bermerk Pertamina di gudang penampungan. Selanjuntnya solar non subsidi tersebut dijual ke perusahaan Industri dengan harga Rp.18.000 per liter.

Dikutip dari Beritabatavia.com, Manager SPBU berinisial R  yang diduga berkomplot ketika dikonfirmasi berusaha mengelak. Dia berdalih, tidak mengetahui adanya praktik penyelewengan BBM solar bersubsidi. Manager SPBU ini berpura-pura menantang agar pelakunya ditindak. Namun dia mengakui ada kendaraan yang mengisi BBM solar hingga ratusan liter per unit. 

Sementara beberapa karyawan SPBU yang menolak disebut identitasnya, kepada Beritabatavia.com mengatakan, Managernya bohong kalau mengaku tidak mengetahui praktik pembelian BBM solar dalam jumlah besar oleh pihak tertentu menggunakan truk yang sudah dimodifikasi.

Bahkan menurut Karyawan tersebut, Manager SPBU itu ikut berkomplot berburu dolar dari BBM Subsidi tersebut. 

Ironinya, praktik penyelewengan BBM solar subsidi yang kerap menjadi perbincangan publik di Kota Bekasi seolah tak mendapat respon dari pihak terkait atau aparat penegak hukum.

Pernyataan aggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman yang menyebut telah bekerjasama dengan aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan penyaluran BBM subsidi terindikasi hanya pencitraan. (MA)

TerPopuler