 |
Contohnya di SMA Negeri 18 Bekasi, Jawa Barat, yang berlokasi di Kel. Arenjaya, Kec. Bekasi Timur, hanya 1 hari, yakni: Rabu (10/6), berangkat pagi pulang sore (Bekasi-Bandung PP), para siswa/i kelas 10 harus merogoh kocek orangtuanya Rp.560.000,- per orang.
Sejumlah Orangtua siswa mengaku tak kuasa menolak program sekolah tersebut, mereka hanya bisa pasrah dan memilih curhat kepada awak media ini, Sabtu (13/5/2023).
Menurut sejumlah Orangtua siswa/i, pihak sekolah menentukan titik kumpul keberangkatan putra putri mereka di Islmic Centre Kota Bekasi, Rabu (10/5).
Salah seorang Wali Siswa mengaku heran dengan tarif outing kelas yang dibebankan pihak sekolah kepada putranya. "Jelas kemahalan mas, belum lama ini saya dan suami ke bandung naik bus class bisnis seat 2-2, ongkosnya hanya Rp.70.000,- per orang, berarti 1 orang siswa bulak balik hanya Rp.140.000,-," ujarnya menghitung hitung biaya yang dikumpulkan SMAN 18 untuk outing klas tersebut.
Ketika keluhan Orangtua Siswa tersebut dikonfirmasi ke pihak sekolah, Humas SMAN 18 mengaku bernama Efi menyebut tarif segitu wajar.
"Tarif itu wajar bang. Kan subsidi silang dengan siswa tidak mampu," kata Efi, Jumat (9/6/2023).
Namun Efi tidak menjelaskan berapa orang yang harus disubsidi.
Diminta penjelasan manfaat dari outing klas tersebut, dan mengapa memilih Bandung.
Menurut Efi, program tersebut merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka belajar, dengan tema kewirausahaan.
Padahal, baru baru ini masalah Akreditasi SMAN 18 ini sempat menjadi sorotan karena siswa berprestasi gagal masuk keperguruan tinggi negeri yang diduga akibat Akreditasinya tidak diperpanjang pihak sekolah.
Artinya, pihak sekolah memang jago bikin program yang diduga kontribusinya ada masuk kantong semisal outing klas ini. Sementara kewajiban untuk memperpanjang Akreditasi setiap tahun bisa lalalai. (Heri)