WHO sebut Vaksin COVAX Sudah Didistribusikan ke 100 Negara

WHO sebut Vaksin COVAX Sudah Didistribusikan ke 100 Negara

Kamis, 08 April 2021, 7:12:00 PM
Vaksin Covid-19

Jakarta, pospublik.co.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kabar baik ketersediaan dan akses serta distribusi vaksin Covid-19, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia.

Dalam pemberitaan di Channel News Asia, WHO mengatakan, fasilitas vaksin COVAX sudah diserahkan hampir 38,4 juta dosis ke 100 negara di enam benua hingga Kamis, sejak mulai dibagikan enam pekan lalu.

Aliansi vaksin GAVI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, meski mengalami pengurangan pasokan pada Maret dan April, serta permintaan yang lebih tinggi di India, di mana sebagian besar suntikan utamanya AstraZeneca diproduksi, pihaknya berharap dapat mengirimkan dosis vaksin ke seluruh negara.

Negara-negara itu telah mengajukan permintaan dosis vaksin pada pertengahan pertama 2021.

"Menurut estimasi, pasokan terbaru COVAX diharapkan dapat mengirim sedikitnya 2 miliar dosis vaksin pada 2021," katanya dalam laporan Channel News Asia tersebut.

Portofolionya, saat ini bergantung pada suntikan AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech, akan diversifikasi.

Sementara itu, WHO menyatakan sertifikat vaksin Covid-19 hingga saat ini tidak bisa dijadikan syarat perjalanan.

Juru bicara WHO, Nargaret Harris dalam jumpa pers di GedungbPBB sebagaimana dikutip dari Channel News Asia mengatakan, pada tahap ini, pihaknya tidak ingin paspor vaksinasi sebagai persyaratan untuk masuk atau keluar. Karena WHO tidak yakin bahwa vaksin tersebut dapat mencegah penularan.

Ia menyampaikan bahwa distribusi vaksin Covid saat ini belum merata. Justru cenderung diskriminasi terhadap orang-orang yang belum bisa mendapatkan vaksin karena alasan tertentu.

WHO sekarang mengharapkan untuk meninjau vaksin COVID-19 China Sinopharm dan Sinovac untuk kemungkinan daftar penggunaan darurat sekitar akhir April, kata Harris.

"Ini tidak datang secepat yang kami harapkan, karena kami membutuhkan lebih banyak data," katanya, menolak memberikan lebih banyak informasi, dengan alasan kerahasiaan. (Red)


TerPopuler